Apakah dia adalah aku yang baru saja kutemukan kembali?

Invisible Adventure
2 min readJun 2, 2024

--

potongan puzzle yang bertemu sisi yang cocok, akhirnya aku menemukannya. namun, aku belum melihat sisi yang lain.

Suatu hari dalam hidupku, perjalanan rasa sakit membawaku melahirkan sebuah komunitas yang menggabungkan beberapa orang didalamnya. Dan lalu aku bertemu dengannya. Pertemuan yang membuatku berpikir, apa rahasia kami bertemu disaat ini. Disaat yang begitu singkat. Kami berbicara justru ketika dia akan pergi. Selama dia ada, aku kemana saja?!

Aku sedang menertawakan diriku sendiri ketika kusadari bahwa aku bahagia saat ini. Menatap gawai, lalu bahagia. Menanti jawabannya, lalu bahagia. Mengikuti angan membawa langkahku. Entah buku, entah tanaman, entah potongan puzzle yg lainnya. Seperti ringan saja. Meskipun akan selalu kuingat bahwa semua ini memiliki kemungkinan tidak menjadi nyata.

Dia seru, karena dia merefleksikan apa yang kumiliki pada diriku sendiri. Padahal, dia hanya menjadi dirinya sendiri kan saat berbicara denganku? Itu dia keunikannya. Seakan kutemukan jiwaku yang berada dalam raga yang lain.

Apakah iya? entah.. sedikit sekali yang kutahu, apalagi tentang rahasia pertemuan dua manusia.

Sejauh ini, yang kutahu adalah Allah memberi jalan aku bertemu dengannya dan mengenalnya hingga hari ini. lalu, sudah. belum tahu lagi.

Apakah memang dia seperti kepribadian yang kutunggu selama ini? Apakah dia petarung sejati itu, pendaki gunung itu, pemanjat dinding batas yang kubangun itu? tapi kenapa aku ikut merubuhkan dindingnya? dia cukup mudah naik keatas sini, masuk lebih dalam dan mengenaliku karena pintunya kubuka dengan sadar.

Mimpiku bisa saja kulanjutkan, kubiarkan melanglang buana tentang bagaimana jika memang kita hidup bersama, menghabiskan waktu dengan sesuatu yang kita sukai bersama. Sepertinya singkatnya hidup akan sangat terasa, lalu aku ingin terus bersamanya. Dia seperti peti harta karun yang bisa diisi dan bisa mengalirkan pengetahuan yang belum kuketahui. Dia bisa menjelaskan dengan baik, dia mau menyerap ilmu dengan baik. Dia merasakan kehangatan merawat tanaman, dia menghargai buku-buku. Dia meolong orang lain, dia menjaga prinsipnya, dia sepertinya menjunjung budayanya, dia membaur dengan orang lain. Aku ingin hidup dengan orang seperti itu. Baru itu yang kutahu, tapi aku sudah mengizinkannya mengenaliku. Juga mengganggu pikiranku. Sepertinya akan kukendalikan pikiran ini, sebelum dia masuk ke hati.

Aku tidak tahu apakah dia memahamiku atau tidak, mau menerimaku dan memilihku atau tidak. Saat ini aku kagum saja padanya. Belum ada rasa, tapi aku yakin aku akan mudah menyukainya. Apakah aku akan berdoa dan meminta Allah mudahkan jalan kami? atau biarkan saja ini berlalu? sepertinya aku merasa perlu berbenah. Setidaknya mengenalnya membuatku menemukan diriku sendiri saat ini, merapikan diriku dan hidupku, lalu aku siap menyambut siapapun yang hadir. Kutitipkan perasaan ini padaMu Ya Allah.. jagalah hati kami.. Seperti “gapapa ya Allah aku mau coba sama yg ini tapi temani aku menjalaninya”. Apakah ini namanya hatiku sudah terbuka kembali?

--

--