Biar Kulakukan Untukmu

Invisible Adventure
3 min readJan 26, 2022

--

ibu, sedang apa?
anakmu disini sedang mengingat senyummu,
sedang menggurat wajahmu, mendengar suaramu

ibu, apa yang kau rasakan hari ini?
apakah harimu berjalan lancar? apakah pekerjaan itu membuat hatimu kesal dan badanmu lelah?
Oh ibu, hariku buruk. Aku kembali merasakan energiku habis seiring berjalannya waktu, semakin habis ketika mengetahui tidak ada lagi yg bisa kukerjakan.
ibu, kala itu aku ingin benar-benar terbang, mendarat di kakimu
aku sudah menyelesaikan pekerjaanku,
aku sudah mengurus rumahku,
aku sudah berpikir hendak melakukan apa lagi dan aku tidak menemukannya
lalu buat apa aku disini ibu? sementara waktuku didunia semakin menipis
bukankah aku bisa bersegera menujumu dan memberikan waktu dan diriku padamu?
aku bisa melakukan banyak hal di rumah bukan?
aku ingin mencuci, menyapu lantai dengan sangat bersih, sesuatu yang berat sekali kulakukan.
aku ingin menyiram tanaman dan menyapa mereka setiap pagi dan petang, seperti yg kau lakukan setiap hari.
aku ingin membersihkan rak piring, buku dan lainnya yang menyimpan debu.
aku ingin menata dengan bersih dan cantik setiap senti dapur kita, tempatmu berkreasi.
aku ingin menawarkan diri untuk menyisir rambutmu, atau memijat pundakmu, atau memijit kakimu
aku ingin pulang seperti sore-sore sebelumnya, dengan pikiran yg sangat lelah, dengan badan yg ingin segera direbahkan.
aku ingin pulang dan disambut dengan masakanmu yg baru matang, air hangat yg kau siapkan untuk membasuh lelahku.
aku ingin pulang sembari membawa tahu sumedang kesukaanmu atau sate atau bolen pisang keju coklat yg enak sekali.

Ibu, kali ini aku rindu.
aku tak apa selama empat tahun berkuliah di kota orang, entah bagaimana caranya tapi semangatku tidak habis. mungkin karena aku tahu, hanya empat tahun, ada waktu yg menjadi batas, kapanpun aku bisa pulang dan kapanpun aku bisa menghubungimu.

tapi kini, sungguh ibu, akuu tak tahu berapa lama aku disini. berapa lama waktu tersisa untuk mengabdi padamu.
aku bahkan kini ingin memaki negara, betapa teganya ia memisahkan anak dari ibunya atas dasar aturan. tapi akupun ingin berterimakasih padanya, karena jarak ini membuatku sadar bahwa aku menyayangimu, membuatku takut kehabisan waktu untuk mendatangimu.

dalam gurauan pembicaraan kita, kau selipkan pertanyaan yg kurasa itu lebih tepat menjadi pujian Bu, atau doa. beberapa kali kau tanyakan seakan mimpimu tentangku adalah itu, memintaku mengenalkan sosok yg meumenangkan hatiku yang bahkan belum datang. dan baimana aku akan menikah,bu? sedang aku saja masih ingin memberikan waktuku padamu.

saat ini, tidak ada suatu apapun yg kuinginkan,Bu. tidak seperti diriku yang membara di masa kuliahu, diriku yang tahu kapan waktunya berangkat untuk mewujudkan mimpi, kapan waktunya pulang untuk kembali pada diri. Dan aku tidak mengkhawatirkan energiku yg akan habis, aku seakan selalu bisa menemukannya, mengisinya, membuatnya penuh.

tapi kini, aku tidak ingin meraih apapun Bu. tidak ada mimpi yg hendak kuraih. aku seperti kehilangan energi, aku ingin pulang, ingin mengisi energiku, ingin kembali dengan semangat yg penuh, ingin menata lagi mimpi dengan tujuan yg terarah padamu.

apa yg ingin kau wujudkan,bu? biar kulakukan untukmu.

disclaimer : abis baca buku tentang perjuangan ibu dalam keluarga, belajar banyak dari sosok Athirah, ibunya Jusuf Kalla. kapan-kapan kubuat resensinya insyaAllah!
Lalu keinget mama, lalu nggak kuat, dan jadilah puisi sekaligus surat tidak bertuan.

--

--

Invisible Adventure
Invisible Adventure

Written by Invisible Adventure

0 Followers

read more, know more

No responses yet