Bohong

Invisible Adventure
2 min readSep 23, 2021

--

Ada satu hal yang tidak bisa aku terima. Kebohongan. Hanya ada dua jenis kebohongan yang diperbolehkan, salah satunya berbohong untuk mendamaikan dua orang. Tapi sore ini yang kurasakan adalah kecewa. Kekecewaan yang lahir dari kepercayaan yang rusak, oleh kebohongan.

Sejujurnya aku tidak mengapa jika ditolak, tidak mengapa jika hal yang kutetapkan tidak diterima dan diajukan pendapat lain. Tidak mengapa pula kalau aku harus melewati jalan yang lebih jauh dari jalan yang sebenarnya bisa ditempuh. Tidak mengapa juga jika harus bekerja dua kali lipat jika diperlukan untuk mengejar progres bersama. Tidak apa jika aku harus berkorban, sungguh tidak apa. Tetapi satu hal yang berat sekali kuterima adalah kenyataan bahwa aku dibohongi.

Bagiku, kepercayaan adalah sesuatu yang mahal. Didapatkan dengan pemberian tulus yang murni, bukan sesuatu yang mudah diberikan kepada setiap orang. Kepercayaan adalah sesuatu yang suci, sesuatu yang perlu dijaga.

Sore ini aku menyadari suatu kenyataan, bahwa hal yang diucapkan seseorang berbeda dengan yang dilakukannya. Sore ini aku menyadari kenyataan yang berlainan dengan kesepakatan diawal. Sore ini aku mendengarnya, dari orang lain.

Bagaimana jadinya jika seseorang sudah remuk kepercayaannya?
Dia tidak akan memberikannya lagi.

Saat ini, aku bisa saja marah dan menunjukkan kekecewaanku kepada orang yang merusak kepercayaan itu. Mudah saja, sangat mudah. Sekali saja kulontarkan pertanyaan, sudah jelas peraaan bersalah menggelayut. Tapi, lagi-lagi kesabaran adalah jalan terbaik bukan? Dalam amarah ini, bahkan satu kali tindakan dapat merusak banyak sekali jaring-jaring koordinasi kerja yang sudah terjalin lama. Bahkan, jika kenyataan itu kulontarkan, akan ada hati lain yang tersakiti. Akan ada suasana yang tidak kondusif. Akan ada hubungan yang retak dan tidak akan kembali sama.

Mungkin jalan yang bisa dipilih adalah diam. Dan mulai menarik banyak harap. Lalu tidak lagi memberi ruang dan kepedulian pada orang-orang yang sama. Mungkin begitu saja.

Tidak apa suc, bukankah ini baik?
Allah luruskan lagi niatmu, agar dirimu tidak lagi menaruh harap pada selainNya. Lihatlah, manusia yang sudah kau berikan kepercayaan yang begitu tulus kau berikan, tetap saja mampu merusaknya.. tanpa sepatah katapun. Lapangkanlah hatimu untuk memaafkan.. barangkali orang-orang itu hanya belum mengerti, bagaimana perasaan seseorang yang kepercayaannya dirusak. Sudah, dia tidak akan percaya lagi.

Tidak apa suc, kamu jadi tahu kan? Manusia tidak bisa memegang janjinya. Pun bisa, karena Allah yang mampukan. Jika tidak bisa, itu memang karena mereka makhluk yang terbatas. Sebagai manusia luhur yang mengerti, baiknya lihat saja hikmahnya. Semoga orang-orang itu tidak mengulanginya lagi. Semoga dirimu semakin jeli “menyimpan harap”. Semoga hatimu semakin lapang.

Tidak apa suc, Allah melihat semuanya. Allah melihat dirimu. Allah melihat mereka. Allah melihat. Tidak apa.. akan ada saatnya apa yang kita tabur nantinya kita tuai.

Kendalikan emosimu, jangan izinkan lisanmu mengambil alih energi. Biarkan sikapmu saja yang menjelaskan.

Tidak apa suc, kamu akan menemukan orang-orang baru yang lebih amanah. Kamu bisa melihat dengan lebih jernih, siapa-siapa saja yang bisa kamu titipkan kepercayaan itu.

--

--

Invisible Adventure
Invisible Adventure

Written by Invisible Adventure

0 Followers

read more, know more

No responses yet