Dimana bisa kutemukan?

--

Kamu diam. Tidak menggubris sama sekali pesanku, tidak menyautku ketika aku menyebut namamu. Sungguh,kamu mendiamkanku.

Kamu pergi, entah sudah sejauh apa. Tapi aku tahu jelas, sudah kulihat punggungmu menjauh sejak lama.

Nyaris saja aku merasa ingin begitu saja melepasmu, membiarkan jarak kita semakin jauh dan mengeruhkan komunikasi kita lebih jenuh lagi.

Sejujurnya aku belum mengerti, aku sudah mencoba untuk mendekatimu. Melupakan apa-apa yang telah kau goreskan di hati ini. Bahkan berbagai prasangka yang terlanjur berbau busuk karena disimpan terlalu lama, tanpa ingin kukonfirmasi lebih jauh apa yang terjadi denganmu.

Tapi atas berbagai usahaku, mungkin bagimu belum cukup dan belum bisa membuatmu menjelaskan dimana letak kesalahanku. Seakan usahaku untuk menghapus luka ini, berbohong pada diri sendiri bahwa aku tidak terluka dan bersikap baik-baik saja terhadapmu itu sia-sia. Hingga akhirnya kini kita asing, seakan empat tahun ini semua manis pahit perjalanan kebersamaan kita begitu saja hilang dalam ingatanmu. Padahal, tahukah dirimu betapa sulitnya untuk tetap tersenyum di saat dirimu jelas-jelas menjauhiku?

Sungguh, aku gusar.
Bukankah ikatan pertalian yang didasari karena Allah, jika ia retak, mungkin salah satu diantaranya ada dosa? ada salah? ada iman yang turun. Barangkali, memang imanku yang terlalu rombeng untuk bersanding dan berukhuwah denganmu.
Atas setiap kekecewaan dan ungkapan kebencian yang sempat kunyatakan, maafkan aku.. tapi tetap, kunyatakan kau saudariku, teman di surga.

--

--

Invisible Adventure
Invisible Adventure

Written by Invisible Adventure

0 Followers

read more, know more

No responses yet