Endless until — dont know
apanya?
rasa syukurnya.
Ambil saja yang baik-baik, meskipun mengingatnya entah sampai kapan masih berlika-liku-luka rasanya. Cerita yang tidak,atau belum berujung karena kita belum bertemu ujungnya. Cerita yang mengingatnya membuatku beristighfar, untuk alasan yang entah akupun sudah lupa.
Aku kah yang terlalu bodoh untuk menemukan hal yang bisa disyukuri, atau memang aku masih terus saja menunggu cerita selanjutnya dari ini semua? Seakan menginginkan cerita belum berhenti sampai disini.
Setidaknya, jika memang tidak ada lagi pertemuan, ingin kusampaikan maafku.
maaf :)
Dan lalu terimakasih, pada kabut yang berkolaborasi dengan kawah untuk menutupi gagahnya gunung papandayan, pada angin yang berhembus membawa rintik air, pada setipis perasaan yang tidak kumengerti sampai saat ini. Tidak terdefinisikan, tidak berhenti kucari maksudnya. Tapi pesannya cukup jelas, tertancap kuat bahwa moment itu semoga menjadi pendakian terakhir.
Lalu ternyata, bukan menjadi terakhir, tapi mengawali semuanya.
Sudah dua tahun,ternyata.
Aku masih.. meng-istighfarkan banyak hal tentangmu. Terimakasih sudah menjadi indah dan aneh di waktu yang sama.