Kabar, Halo Apa?

Hey, apa kabar? Saat ini aku teringat kamu dan aku rasa kamu harus tau. Tadi sore aku berjalan bersama nenek mengunjungi tempat membeli obat, lalu disana ada pembeli lain yang ikut menunggu dan kami sempat ngobrol. Nenekku yang ngobrol sebenarnya, tapi aku bisa dengar dengan jelas. Bapak itu tinggi, badannya berisi, kumisnya tebal ala ala 40–50an dan ketika bapaknya bicara, refleks kepalaku menengok ke bapaknya karena aku saat itu seperti mendengarmu. Nadanya khas sekali milikmu, juga dengan arah pembicaraan dan gaya merespon yang persis dirimu, bertanya sedikit untuk selanjutnya meng iya kan, menambahkan dan mengoreksi tanpa sungkan, pun tidak kehilangan cara memaklumi lawan bicara. Nadanya, cara bicaranya, pengetahuannya, persis dirimu. Hanya saja suaranya agak berat sedikit.

Aku segera menduga, sepertinya bapak itu satu daerah denganmu. Tetapi tetap saja terasa lucu bagiku, seakan sore ini bertemu denganmu dalam wujud belasan tahun pebih tua dari usiamu saat ini.

Sepertinya, aku rindu. Bahu jalan yang kutatap itu seakan menyadarkanku bahwa aku memiliki semacam perasaan yang membuatku begitu dekat denganmu, entah apa itu. Seakan kita sudah lama bertemu, dan akan masih terikat hingga entah kapan. Aku kira kita jodoh, tetapi kita berjalan ke arah yang berbeda bukan? Saat inipun tidak ada magnet besar yang menarik diriku padamu dan kamupun terlihat begitu, acuh saja.

Tetapi sesuatu dalam diriku mengatakan bahwa aku rasa kita masih akan bertemu dan akan menjadi penting satu sama lain. Semoga itu hal yang baik ya. Semoga Allah jaga hubungan yang baik.

#30DWCJilid28
#Day16