Lebih Dari Tahu; Sudah Mengerti

Invisible Adventure
3 min readJan 21, 2021

--

Bab I : Keterikatan

Mengapa Orang-Orang Harus Saling Meninggalkan?

Karena memang tujuan penciptaannya seperti itu. Seperti gravitasi yang ta dapat dipersalahkan karena menjatuhkan dan memecahkan gelas kaca. Tak bisa menyalahkan hukum fisika ketika sebatang ranting patah karena kita bersandar padanya. Ranting tidak pernah diciptakan untuk menahan beban kita.

Kita mengharapkan sesuatu seperti yang kita inginkan, padahal bisa jadi itu bukan tujuan penciptaannya. Ahad kemarin, menuju pulih. Fisik memang sudah lebih baik tapi hati masih belum mau berkompromi. Akhirnya aku menyerah. Kutulis surat pada Sinta dan kuceritakan betapa aku merindukan diriku yang ceria, aku yang terbiasa menutupi hal menyedihkan dan bersikap seperti bunga matahari. Kutulis betapa aku ingin sekali menjadi diriku di tahun 2016–2017, yang ceria dan bahagia. Kutuliskan pula perubahan ceriaku yang seiring tahun menghilang, bahkan di 2018 sungguh kelam, tidak tahu bagaimana caranya tersenyum. Berkemas sejenak untuk perjalanan skripsi, hingga akhirnya lulus. Aku masih belajar untuk kembali ceria di 2019–2020. Lalu 2021 ternyata lebih kelam lagi. Pekatnya bahkan kini sangat jelas, membuat semuanya sudah lagi tidak menjadi abu-abu. Sudah sangat hitam. Maka kututup semuanya di hari ke tujuh belas pada 2021 ini. Dan lalu Sinta kelu, dia hanya bisa mengatakan tidak bisa membalas apa apa. Tapi setelahnya justru mengirim buku ini, dan membuatku lebih kelu lagi di beberapa halaman pertama.

Tadinya saya selalu menyakngka bahwa cinta terhadap dunia berarti terikat pada hal materi. Maka tadinya saya kira saya tidak cinta dunia. Saya tidak menyadari bahwa manusia, momen, emosi merupakan bagian dari dunia. Saya tidak menyadari bahwa pederitaan yang saya alami dalam hidup ini disebabkan oleh satu hal dan hanya oleh satu hal : cinta terhadap dunia.
Saya mulai melihat letak permasalahannya. Saya mengharapkan kehidupan ini menjadi sempurna, kondisi yang tidak akan pernah terjadi, tidak akan pernah bisa mengubah dunia menjadi surga.

Astaghfirullah. Malam itu jelas sudah, cukup. Apa yang diharapkan dari dunia ini? Bahkan perasaan pun sudah diciptakan dengan sifat penciptaannya, sementara. Lantas masih saja mengharapkan perasaan itu tidak melukai kita? Dunia diciptakan bukan dengan sifat kekal. Apa yang kamu harapkan ci? Bukankah kini dia baik-baik saja, bahkan dia masih bersikap baik padamu. Sisa-sisa kenangan yang terlalu luar biasa itu masih bisa kamu petik maknanya. Dan kabar baik lainnya, dia masih sama seperti dulu bukan? Tidak pernah sekalipun mengambil jarak denganmu, atau kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih membuatmu sakit. Ah, iya. Ini hanya dunia. Apa yang diharapkan dari dunia? Sebelah sayap lalat pun masih lebih berat darinya.

Bukankah semua ini sudah jelas Allah perlihatkan, lewat banyak sekali kisah cinta yang tidak abadi? Tidak ada keabadian disini.
Tante, cantik sekali dengan wajah khas wanita jawa. Bersanding dengan Om, khas wajah eropa india. Melahirkan anak-anak yang menggemaskan. Kisah pertemuan yang indah dan “gokil” pada zamannya. Tapi Om sakit hingga pergi selamanya, dan Tante terkulai lemas di tempat tidur. Apakah cinta akan selamanya kita genggam? Apakah setelah menikah ada perjanjian untuk memiliki selamanya? Tidak juga kan. Ternyata.. ikatan yang kekal adalah ikatan kita denganNya.

“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami.” (Yunus :7)”
lanjutkan sendiri bacanya di quran.

Untuk tujuan yang begitu besar, rasanya permasalahan kemarin menjadi sekecil batu kerikil. Untuk apa diratapi terlalu lama? Dan dengan kesadaran penuh, hari ini, sudah tertutup lembaran kesedihan itu. Semua ada waktunya. Kehidupan ini masih memberi banyak kesempatan untuk kembali bangkit, apalagi untuk meraih tujuan yang besar.

Allah lebih dari tahu, Allah paham semuanya. Allah bisa jaga siapapun yang kita sayangi, dan kita tidak boleh berputus asa dari rahmatNya. Ketuk pintu kasih sayang yang lain, ayo kembali ceria! :D

--

--

Invisible Adventure
Invisible Adventure

Written by Invisible Adventure

0 Followers

read more, know more

No responses yet