Melawan Ketakutan

Invisible Adventure
3 min readFeb 4, 2021

--

di suatu pulau dari negara kepulauan

Kawanku takut sekali berenang. Saat itu kutemukan dia tengah menatapku dan menggenggam tanganku, lalu mengatakan agar aku tidak kemana-mana. Agar aku selalu disampingnya, karena dia tidak bisa berenang. Duh, bagaimanalah? Kolam renang di GOR itu hanya tiga perempat dari tingginya, tapi gadis itu menatapku penuh percaya aku akan membantunya. Aku hanya angguk-angguk saja meyakinkannya. Dan lalu dia semakin takut ketika panitia datang menghampiri, keheranan melihat kami berdiskusi dan lalu meminta kami merapat padanya. Itu artinya semakin dekat kami dengan bibir kolam, sedikit lagi menuju air yang dingin di bawah sana. Tapi tidak ada waktu bagi kami untuk saling kuat-menguatkan terlalu lama, peluit itu sudah ditiup dan inilah waktunya.

Dia meluncur, sebisa yang dia lakukan. Kami bertemu di sisi kolam yang lain. Wajahnya basah ketika aku melihatnya kembali, kali ini dengan senyuman dan perasaan senang karena dia berhasil melewatinya. Tidak menyangka, katanya. Tapi pertemuannya dengan ketakutan itu membawanya pada ketakutan dengan level yang lebih tinggi. Tantangan yang lebih menguji keberanian.

Terombang-ambing, dalam gelap, tidak tahu apa yang akan ditemui dan apa yang akan dihadapi. Terlalu melelahkan untuk menimbang kemungkinan jika berhenti tapi terlalu buta pula untuk meraba apa yang akan terjadi. Akhirnya menyadari bahwa pikiran-pikiran hanya akan membuatnya semakin berat dijalani. Kurang lebih seperti itu bukan rasanya, ketika kita menjalani tantangan demi tantangan dalam hidup? Kita dalam perahu yang melaju di atas ombak dunia yang tidak pernah tenang. Di titik ini, aku menyadarinya. Untuk merasa tenang, kita perlu berpegangan. Kita akan merasa tenang ketika kita sudah mengetahui bahwa jika kita melakukan sesuatu itu, tidak akan terjadi apa-apa. Atau setidaknya, tidak akan jatuh sejauh jatuhnya karena kita sudah berpegangan.

Dalam hidup ini, berpegangan pada ketidakpastian adalah sesuatu yang merugikan. Membuat kita ikut ter-ombang ambing dan tidak pernah merasa aman. Dalam dunia ini, bahkan ketidakpastian adalah sesuatu yang pasti. Perubahan adalah sesuatu yang pasti. Maka semua yang ada hanyalah sesaat di muka bumi. Semuanya tidak pasti. Ketika kita mengerti bahwa sifat dunia itu tidak pasti, kita akan berpegang pada kepastian. Untuk sampai di titik ini, kita perlu memahami bahwa satu-satunya yang pasti adalah satu-satunya zat yang kekal. Ah, kita sudah tahu kan, untuk menghadapi ombak dunia, seharusnya kita berpegang pada apa.

Temanku tadi, akhirnya ikut melompat. Menceburkan diri pada ketakutannya. Menghadapi sesuatu yang selama ini dia hindari, lalu melawannya. Dia kemudian menyadari, bahwa laut itu bukan menjadi laut yang menyeramkan lagi setelah ia masuk ke dalamnya. Ketakutannya menjadi tidak berarti ketika ia sudah masuk ke dalamnya. Dan akhirnya kita sama-sama tahu kuncinya, untuk menghadapi ketakutan mulailah dengan masuk kedalam ketakutan itu sendiri. Untuk melawan ketakutan pada gelap, justru kita harus masuk kedalamnya!

Melawan ketakutan, masuk kedalamnya, sembari meyakini bahwa kita berpegang pada sekuat-kuat ikatan, berpegang padaNya.

Ah, bahkan bertahun-tahun setelahnya, kita menemukan lagi dan lagi jenis ketakutan. Lalu setelahnya kita semakin yakin, bahwa tali yang kita pegang adalah sebaik-baik tali untuk bergantung.

#30DWCJilid28
#day4

--

--

Invisible Adventure
Invisible Adventure

Written by Invisible Adventure

0 Followers

read more, know more

No responses yet