Menemani
Sepanjang tahun ini hariku begitu meriah sekaligus sederhana. Hanya karena kedatangan seseorang yang membawa sesuatu, sesuatu yang tidak aku mengerti. kehadiran.
aku seperti berjalan-jalan di taman bunga setiap hari. menemukan satu rasa, lalu rasa yang lain dikemudian hari. melihat satu jenis bunga yang indah sekali, untuk keesokan harinya melihat bunga yang lebih indah dan tidak pernah kutemukan sebelumnya. hingga aku benar-benar lupa untuk apa aku masuk dalam taman bunga ini.
aku seperti ikut tumbuh dan mekar menjadi bunga, bunga yang mekar pada saatnya. aku tidak peduli pada bunga yang layu, karena pernah melihat bunga itu mekar saja sudah lebih dari membahagiakan.
ada saat dimana bunga dalam genggamanku layu. dan bahkan aku menyadari itu. tidak menangisi dan tidak membuat hatiku sedih. hanya merasa “sudah saatnya dia layu”, pun seperti aku yang sedang bermain dalam taman ini, akan ada saatnya jalan penuh bunga ini berhenti diujung sana.
terkadang aku hanya ingin memberhentikan waktu, untuk memeluk erat-erat apa yang kumiliki saat ini. walau hanya sebatas perasaan-perasaan
seperti merpati yang hinggap pada salah satu tangkai, pemandangan didepannya begitu indah, sangat indah hingga dia rela berdiam pada batang yang mungkin akan segera retak karena rapuh. dia bertahan, karena ada merpati lain menemani.
ia bahkan tidak tahu sampai kapan merpati lain ini menemaninya. sampai dia bosankah? sampai dia merasa kenyamanan yang dia temukan berangsur menghilang? sampai merpati kedua mengajak merpati pertama ke tempat lain bersama-sama?
untuk saat ini, seperti cukup bagi merpati pertama untuk berdiam. mengikuti kehendak Tuhan membawanya kemana, membuatnya bertemu dengan merpati yang mana, membiarkan hatinya terus terbuka dan bertanya, inikah ciptaanMu yang Kau datangkan untuk menjemputku?
Ah bahkan kini, aku tidak tersipu ketika dia mengatakan ia nyaman denganku. Juga dengan sanjungan cantik yang tersirat dengan pertanyaan. Kutepis dan kubiarkan dia menjadi bias. Aku menyimpan banyak ragu. Bukan karena aku tak percaya, tapi karena aku takut menyimpan harap.
tapi kehadiran itu cukup untuk membuatku merasakan seseorang dalam hidup pada episode ini. aku benar-benar melihat seseorang merawat hatiku. aku melihat seseorang tersenyum padaku. aku melihat seseorang menolongku. aku melihat seseorang mencari dan mengkhawatirkanku. aku melihat seseorang yang seakan bisa kusandarkan bebanku padanya. aku melihat seseorang yang bisa menjadi teman dalam banyak hal yang kulewati. aku melihat dia perlahan masuk dalam hidupku, dalam hatiku. dan aku menyambutnya. aku biarkan jarak terpangkas. aku biarkan panas hati ketika melihat senyumnya untuk orang lain. aku biarkan hatiku mencari kehadirannya ketika mataku tak melihatnya. kubiarkan diriku, yang seorang perempuan ini tersentuh pada hal yang dia datangkan. kubiarkan senyumku terkembang padanya. kubiarkan tawaku didengarnya. kubiarkan dia melihatku dengan utuh. kubiarkan dia mengenaliku dan mengetahui pikiranku. aku juga tidak mengerti. tidak ada rasa yang membuatku menggebu-gebu, tidak ada ketertarikan, semua seperti biasa saja. kubiarkan perasaan muncul dan entah saat ini menjadi seperti apa. aku belum mengenal jenis perasaan ini, mungkin sayang. tapi sepertinya bukan seperti biasa yang kukenali, sepertinya bukan cinta. atau belum.