Mengambil bagian orang lain

Invisible Adventure
2 min readFeb 8, 2022

--

aku sebenarnya tidak ingin merasakannya, apalagi membuat orang lain merasakannya. tapi ternyata, pada akhirnya aku mampu untuk mengatakan bahwa apa yang terjadi sejauh ini adalah sesuatu yang tidak adil, tidak benar, dan mendzolimi orang lain.

ketika kamu mengambil bagianmu dengan cara yang salah, sebenarnya kamu telah menghilangkan bagian orang lain. ketika kamu meninggalkan tanggungjawab dan bebanmu, maka akan ada orang yang terpaksa mengambil tanggung jawab itu dan membawa BEBANMU pada pundaknya. Ah, egois sekali dirimu!

Aku benci sekali pada kepanitiaan kemarin. Rasanya seperti menemukan banyak sekali sisi-sisi yang cacat pada koordinasi dan komunikasi. Dan parahnya, tetua tersebut membela diri dengan mengatakan “kegiatan seperti ini sudah biasa kita handle dan kita lakukan, sebelumnya baik-baik saja”. Justru itu masalahnya! Yang kupahami dari kalimat itu adalah : bodoh, sudah tau salah malah dipelihara. sudah tau itu cara koordinasi yang salah, cara yang merugikan pihak lain, dan ternyata itu sudah sering dilakukan. sungguh pengakuan luar biasa. tulisan ini sangat emosional dan tulisan ini tidak tertata, tetapi lebih tidak tertata lagi hatiku saat menghadapinya.

lalu semua berlalu, beberapa hari yang lalu. aku sudah sampai disini, bahkan sudah ada moment pertemuan baru dan seakan semua baik-baik saja, tidak terjadi apa-apa. baiklah kalau begitu, kita mainkan perannya. aku tidak akan melibatkan diri tanpa alasan yang dapat membuat hatiku tergerak.

tapi nyatanya masih saja terasa dan belum bisa kucerna mengapa itu semua terjadi, sampai akhirnya zidna memberikan sudut pandangnya. bahwa mungkin saja unit terkecil dalam dakwah yg dipegang masing-masing orang bisa jadi memiliki problematika yg berbeda, bisa jadi lebih berat dan tidak semua orang mampu menghandle nya, jadilah kegiatan lain pun ikut tidak terhandle. sempat kutepis, memang benar juga argumen itu, tetapi tetap bisa seseorang melakukannya dengan adab, dengan ilmu yang selama ini ia ajarkan pada orang lain. ah, jadilah aku berdoa, semoga ketika nanti menjadi ibu, aku tidak mengambil amanah yang aku sendiri pun tidak mampu melakukannya. karena jika itu terjadi,aku akan mendzolimi orang lain.

akhirnya, zidna dan aku berkesimpulan, bahwa nanti jika ingin berkarya, pertimbangkanlah kemampuan, juga keluarga. karena jika kita merasa mampu dan sudah meng iya kan, artinya kita perlu bertanggung jawab atas itu, bukan malah meninggalkan dan membuat orang lain menanggung beban kita. jangan dzolimi orang lain.

--

--

Invisible Adventure
Invisible Adventure

Written by Invisible Adventure

0 Followers

read more, know more

No responses yet