Menjadi Dingin
Nov 6, 2020
Hidup dalam irama yang datar ternyata mematikan denyut hati. Secepat pagi berganti siang, siang menuju senja, senja berubah malam. Melesat cepat, secepat angin membawa kelelahan. Bermuara pada sunyi dalam kepala, juga pertanyaan yang terus terngiang “dimana hatiku saat ini?”.
Hari-hari dilalui dengan penat menyertai, lelah, lemah. Tidak menanti apapun. Tidak tahu kemana tempat bermuara. Keluh berlabuh pada langit-langit malam yang sepi, yang terlalu sebentar untuk dinikmati. Bergantian hak tubuh menyertai, bahkan hingga ke urat nadi.
Ketika kutanya padamu, apa iya hidup memang seperti ini?
Kau akan jawab apa?