Oke, mari kita selesaikan.

Invisible Adventure
4 min readJul 4, 2021

--

Halo, ini aku. Dan aku baik-baik saja. Sungguh.. badai sudah berlalu, dan awan hitam didepan sana sepertinya akan menyapa kembali. Tetapi sekali lagi, aku (semakin) baik-baik saja.

Kamu tahu, 19 Mei 2021 aku menginjakkan kaki di kota ini. Artinya, sudah sebulan lebih, oh bahkan satu setengah bulan. Bayangkan, 45 hari aku menahan diri untuk bercerita! Ah, sudahlah.. penuh sekalii, keruh, atau bahkan sudah tidak bisa mengalir kemana mana, tapiii oke.. meskipun tidak dengan suasana cafe yang enak kursinya, terang lampunya, segar minumnya, tetapi malam hari dibawah selimut ini aku bisa mulai melapangkan hati.

Kamu tahu bagaimana satu bulanku terlewati? Rasa-rasanya ada banyak hal yang ingin sekali kuamankan, kukristalkan dalam memori, kusimpan baik-baik kenangan yang indah. Oh bahkan, cukup 2 hari di Banda Aceh, dan aku sudah bisa mengingat detailnya. Aku masih ingat segala jenis rasanya, dan aku ingin sekali menuangkannya… sangat ingin. Tetapi rasa-rasanya waktu tidak bersedia menunggu, hari -hari berjalan dan belum memberiku jeda untuk merapikan isi kepala. Penuh sekali isi kepalaku, sesak sekali dadaku, ingin sekali lidah ini menceritakan banyak perasaan yang menghampiri. Kupendam-pendam dan bahkan kuingat lagi dan lagi jika perasaan rindu muncul.

Sudah satu bulan di kota ini, tetapi rasanya hatiku masih di Banda Aceh, masih diantara teman-teman di hotel, masih dengan Abit yang mengajak kami berkeliling. Masih.. Akan kuceritakan bagaimana mengesankannya Banda Aceh buatku!

Aku juga akan ceritaaa bagaimana menikmati jalan tol di pinggir pantai, diatas mobil sama fahrul. Gimana rasanya melepas fahrul. Ya Allah, entahlah aku berat sekaliii melepas temanku ituu.

Akuuu juga mau cerita bagaimana detailnya aku sampai di kantor berlantai 2 dengan arsitektur yang mewah, benar-benar diturunkan di depan kantor dan disambut sama kak kunti dan bang akram, ya Allah.. sungguh dua org itu menjadi orang yg penting untuk beberapa waktu ke depan. Aku ngga lupa, aku ngga akan lupa. Juga first impression ketemu abang-abang lain, yang sangaaaaat berkesan tiap tiap orangnyaaa…

Kamu juga gatau kaaan, gimana ceritanya aku ketemu korsi untuk pertama kalinya.. dijelasin tentang kerjaan yg sama sekali aku ngga ekspektasi kesanaa.. dan Ya Allah.. semuanya luar biasaaaa

Kesan pertama kota ini, “cukup”.
cukup untuk aku saat ini, cukup untuk hidup menurutku
cukup untuk belajar dan berkembang
cukup untuk ruangku dan quran
cukup untuk berelasi dan bermuamalah
cukuppp

Tapi.. yagitu. Ada masa-masa dimana aku sangat sangat sangat merindukan orang-orang dan moment yang terjadi di masa lalu. Hingga akhirnya aku mengerti, aku terlalu terikat pada kenangan. Semua itu tidak bisa kembali, semua itu pemberian yang indah dariNya, dan yasudah.. semuanya ada di masa lalu meskipun orangnya masih ada.

Terkadang aku masih ngerasa ada Fahrul di kota ini, setelah dia singgah sebentar. Sangattt sebentar. Waktu itu dia ke kantor, ikut kepalanya. Pas dia pergi, rasanya aku kayak pengen ikut aja. Aku gamau sendiri disini. Tapi saat itu juga, Allah jawab, Fahrul deket ci, dia bisa dateng kapanpun, dia ada di sekitarmu, dan entahlah.. semudah itu Allah balikkan perasaanku, aku merasa dalam pelukan Allah, sedalam dalamnya.

Terkadang, chat di grup aceh 58 yg ada abitnya, bikin aku semangat. Aku merasa kalo abit gak pergi, nyatanya emang gitu, meskipun perlahan mungkin iya akan pergi. Aku.. entahlah.. aku juga gatau berapa persen alasan aku pilih aceh karena abit. Aku merasa dia ada, se provinsi.

Apalagi kalo misal ada webinar seksi dan entah kek mana tb tb fahrul muncul buat perbaikin kamera bapak seksi, kek kebetulan ajaa, tapi sangat sangat heartwarming. Aku merasa gak sendiri menjalani ini.

Semua ini sangat memelukku erat.

Di kantor.. aku sangat merasa orang-orang mencoba sayang. Entahlah, saat itu aku masih membangun tembok. Aku masih meraba-raba, dimana posisiku. Aku tidak menemukan “orang yang membuatku tenang”.

Hingga akhirnya ada seseorang yang memosisikan dirinya sebagai teman. Tetapi banyak sekali hal yang membuatku menarik diri ketika mulai terasa aneh, itu kasih sayangNya yg luar biasa menjagaku.

Hingga akhirnya pekan kemarin, kutemukan kehadiran seseorang yang membuatku bertahan. Bang Im. Pembawaannya tenang, merangkul. Dan entahlah, tanpa banyak alasan, aku bisa percaya abang ini. Bang im yang selalu riang, bercanda, ramah, dibanding orang orang lain disini yang sangat sangat khas kepribadiannya dan semangatnya bagai api, bang im yang mengalir bagai air. Dan rasanya menenangkan, meyakinkan, aku bisa memegang kata-katanya.

Dan atas semua perasaan dan tembok yang masih ada saat itu, aku berterimakasih atas pertemuanku dengan bang im, karena setelahnya, aku mampu merubuhkan tembok itu, aku mulai percaya. :”)

Kemarin Bang Im bilang, “itulah ci kondisinya.. lepas-lepas kami, perlu dirangkul ini” sambil natap aku dalam dan tenang. Nggak biasanya. Biasanya aku liat bang im heppy di kantor, kali ini aku rasa kalimat itu bener-bener dalam dan dia pendam dari lama.

Ya Allah.. kayak apa ya.. rasanya kayak setiap orang punya masalah dan yaa gimana. Aku, masalahnya adalah aku terlahir sebagai anak yang sangat empati, ikut merasakan dan ingin bgt merangkul, menjadi mediasi, dan lalala yang meribetkan diri sendiri, itu sebagai kebutuhan. Tapi sejujurnya, aku hanya ingin mereka tahu kalau aku ada disamping mereka.

Saat ini, aku tahu peranku dimana. Aku sudah memijakkan kaki disini, sudah tidak ngawang-ngawang lagi menjalani ini. Sudah tahu sebatas apa aku bersikap dan bagaimana aku mengendarai diri. Sudah tahu, bahwa keceriaanku penting disini. Mereka sudah meminta itu, dan itu jalan dari Allah. Aku mau Ya Allah.. aku mau mengambil peran :)

--

--

Invisible Adventure
Invisible Adventure

Written by Invisible Adventure

0 Followers

read more, know more

No responses yet