Prematur
Di dunia ini, banyak sekali ketidaksempurnaan. Di dunia ini, pemahaman kita lahir dengan prematur, tumbuh secara prematur, besar dengan keadaan prematur, dan akan selalu menjadi prematur jika kita berhenti melengkapinya.
Mbak, aku tidak mengerti jenis perasaan macam apa ini, ketika adik yang kupercaya kini mengacuhkanku, ketika adik yang kusayangi kini menangis di hadapanku. Aku merasa menjadi kakak yang jahat, membiarkan adiknya terseok-seok melewati jalan ini sembari mengatakan “ayo kamu bisa”, padahal jelas tidak melakukan apa-apa.
Mbak, kini adik-adik mendiamkanku. Sebesar itu kah kesalahanku hingga pesan maafku tak digubris?
Mbak, bisakah aku kembali pada kondisi dimana mereka tidak membenciku seperti ini? Ternyata sesakit ini diacuhkan adik sendiri. Ternyata seperih ini melihat mereka berjuang dan aku tak tahu harus melakukan apa untuk mendukungnya. Nyatanya, setiap tanya mereka justru menjadi bumerang untukku mengingat kembali betapa banyak sekali hutang yang kutitipkan pada mereka.
Bagaimana bisa kudidik mereka sedangkan aku saja terlahir prematur?
Betapa berat kupahami bahwa jalanku sungguh berbeda dengan yang lain, seakan-akan semua beban semakin berlipat untuk kuterima. Hanya Allah yang mengerti.
Barangkali aku hanya sedang lupa ya Mbak, bahwa kasih sayangNya sedang meliputiku
Aku tidak ingin lagi membuat mereka kecewa, Mbak. Tapi semakin hari, bentuk perhatianku sepertinya menekan mereka, membuat mereka semakin memandangku sebagai kakak yang payah.
Atau memang begitukah aku Mbak? kakak yang payah, juga mengecewakan.
Semua ini membuatku ingin sekali segera pergi,Mbak.
Tapi bukankah semakin aku menjauh, semakin tidak ada kontribusi yang bisa kuberikan untuk mereka? Bukankah akupun menyadari, sejauh apapun aku pergi, beban bersalah ini akan selalu ada?
bagaimanalah aku membayarnya, Mbak?
Berusahalah untuk ikhlas dalam setiap keadaan yang kita hadapi. Ikhlas itu tetap tersenyum meskipun lelah, dan tetap bertahan meskipun apa yang kita dapatkan tidak sebanding dengan besarnya usaha yang kita kerahkan. Ikhlas itu sama sekali tidak mengahrap balasan. Niatkan karena Allah, maka seberapapun lelahnya kita, akan tetap terasa indah
Cimahi, 13 Februari 2021
Kakakmu, dalam ketidakberdayaan