Sekufu

Invisible Adventure
2 min readNov 6, 2021

--

Sepatu itu kalau ngga nyaman, ngaa akan lama dipakai. Juga tas, baju, bahkan rumah. Senyaman dan sekeren apapun, kalau ngga perlu ya ngga akan sering dipakai dan disayang.

Jodoh bukan berarti sama kaya barang diatas, tapi intinya mencari sesuatu yang dibutuhkan itu lebih penting dari sesuatu yang diinginkan. Kalau ada laki laki shalih, ganteng, mapan, keluarga berkecukupan, datang ke kamu, kamu mau apa? mau terima lah! Tapi.. setelah pandemi datang dan banyak waktu untuk menyadari lebih jauh apa yang dibutuhkan keluarga, aku saat ini punya spesifikasi yang lebih dari sekedar itu sekaligus menurunkan ekspektasi dari sosok yang “sempurna” menjadi sosok yang “tepat”. Karena tidak harus sempurna untuk menjadi tepat.

Buktinya, aku ngga masalah hidup di kota kecil yang baru terbentuk ini. Tidak ada mall, tidak ada pusat keramaian. Selagi masih ada sumber kebutuhan hidup yang bisa kujangkau, itu cukup. Kota ini persis seperti apa yang aku definisikan dalam doa, aku ingin tempat yang tenang. Bukan sepi, tapi tenang.

Meskipun sama sekali tidak ada hiburan, bahkan sinyal kadang menjadi ujian, aku.. merasa tenang. Tapi tidak ada toko buku ternyata sedih sih hehe. Tapi intinya, mendapatkan sesuatu persis seperti yang diinginkan adalah bentuk terharuku padaNya. Nyata sekali, sangat persis. Bukan kota yang ramai, bukan kota yang membuat uangku habis karena kefanaan, bahkan hilangnya sinyal pun memudahkanku untuk tidak menghabiskan waktu dalam kesia sia an, aku banyak istirahat di rumah. Tapi bukan juga kota yang sangat tertinggal, kota yang jalannya hancur, atau bahkan kota yang terbelakang dan sulit ditemukan.

Barangkali dari situ, aku bisa juga mengimplementasikan pada yang satu ini. Meminta dengan spesifik, sesuai yang kubutuhkan. Sepertinya aku tidak perlu yang luar biasa. Sesosok manusia datang dalam hidupku, sangat dekat kepribadiannya, sangat mengerti. Tapi latar belakangnya sepertinya tidak bisa kujangkau, juga tidak tepat untuk keluargaku. Seseorang yang lain juga datang, tapi adat dan kebudayaan yang sekilas berbeda saja sudah cukup untuk membuatku berhenti memikirkan kemungkinan. Seseorang datang lagi, kali ini sangat mirip. Kuat di agama, matang persiapan. Jujur saja, urusan suka tidak suka sepertinya bisa ditumbuhkan, apalagi untuk perempuan yang mudah sekali jatuh cinta. Tetapi tidak, rasanya bahkan yang paham agama pun belum tentu tepat bagiku. Aku.. perlu yang tepat untuk keluargaku. Bukan hanya dekat dengan latar belakang keluarga, bukan hanya dengan dengan adat istiadat orang jawa sunda, bukan hanya paham agama, tetapi juga paham cara mendakwahkannya. Aku.. perlu yang seperti ini. makanya itu filter yang amat sangat menyeleksi, selain kesamaan pendidikan, penghasilan, hobi, pemikiran.

Ah iya, pemikiran.

jujur pusing sekali menarik benang merah dari banyak hal yang didapat dari webinar, seminar, diskusi, sharing, dan buku buku bertema pernikahan tentang topik sekufu.

tapi sejauh ini kesimpulanku, seseorang yang sekufu adalah seseorang yang memandang dengan cara pandang yang sama, dan bergerak menuju tujuan yang sama. Satu tujuan, satu cara.

Sehobi, sepemikiran, itu.. iya, kurasa itu yang mendekatkan dan memudahkan. tetapi sekufu adalah persoalan yang lebih besar lagi, ini tentang tujuan.

--

--

Invisible Adventure
Invisible Adventure

Written by Invisible Adventure

0 Followers

read more, know more

No responses yet