Sepertinya aku menemukannya, pelayar yang hebat.

Dia tidak berlayar untukku, belum. Tapi aku melihatnya sekilas, lalu sejak obrolan singkat itu aku melihatnya dengan kaca pembesar. Ah, iya sepertinya itu dia.
Namun, aku tak tahu apakah dia menyadari bahwa aku adalah aku atau tidak. Apakah dia mengenaliku atau tidak. Dan apakah aku yang dia cari atau bukan. Tugasku selanjutnya adalah meminta pada Allah untuk membuatnya mengenaliku, menemukanku, menjemputku dan membawaku bersamanya.

Bisa jadi iya, bisa jadi tidak.
Aku menemukan diriku begitu mudah tersenyum ketika dia menyapa dalam gawai telepon genggam, aku tersenyum ketika mengingatnya, aku berterimakasih padanya atas perasaan yang datang melaluinya. Sungguh memberi kekuatan dan membuatku menggeser lukaku saat ini.
Tapi akupun memasang akal didepan, dia belum tentu orang yang Allah pilih dan aku bisa saja terluka jika terlalu menginginkannya.

Untuk saat ini, cukup kusyukuri setiap perbincangan ini. Kuceritakan pada Allah bahwa ada seseorang yang kutemukan di usia 26 tahunku ini. Seseorang yang kurasakan hatinya hidup, kulihat pikirannya bekerja, dia seorang pembelajar. Jika memang dia orangnya, berilah kami jalan yang benar dan Engkau ridhai.. aamiin.