Sesulit mendapatkannya
Hari ini, tepat hari ini. Adalah satu dari sekian banyak hari sulit sejak kepindahanku. Kepindahan yang aku lupa mempertimbangkan tentang ketersediaan sinyal. Dengan tepatnya kepindahanku berbarengan dengan jadwal latsar dan aku salah sekali mempertimbangkan bahwa latsar bisa dilakukan full di kantor. Nyatanya, latsar terpagi bisa dimulai pukul 06.00 WIB, artinya hanya sekitar 40 menit dari adzan subuh yang terdengar dari toa masjid diluar komplek perumahan.
Setelahnya, ujian semakin menjadi jadi. Ketika banyak keperluan yang nyaman dan leluasa jika dilakukan di rumah, seperti kelas pekanan, webinar dengan orang orang atau topik tertentu, dan bahkan sudah menumpang rumah tetangga untuk menjalankan itu semua. Untuk latsar sendiri, sudah berapa kali pintu kaca kantor terketuk jam setengah enam subuh hanya untuk menyambut aku yang setengah basah dan menggigil terpapar embun subuh.
Tetapi entahlah, aku dengan sadar melakukan itu berkali kali. Bahkan setelah latsar, dengan sadar aku mendaftarkan diri mengikuti kelas online yang mengharuskan untuk standby jam 6 pagi selama 4 hingga 5 kali sepekan. Dengan terlalu percaya diri, aku iya kan dan kukatakan pada diri bahwa aku akan ke kantor. Kenyataannya, hatiku lelah. Belum lagi selama dua pekan ini dilanjutkan dengan webinar pranikah hingga pukul 15 sore. Yap, sepertinya bukan pilihan yang tepat untuk selalu ke kantor, ditambah hadirnya orang orang tertentu yang tidak ingin kulihat.
Rasanya seperti butuh.. seakan akan aku perlu untuk mengakses sumber ilmu ini. Hingga tadi pagi, aku benar benar lelah berjuang. Kukatakan pada wali kelas, aku sepertinya lelah, aku izin tidak ikut agenda. Kenyataannya, aku lelah karena tidak menemukan cara terbaik untuk melakukannya. Ke kantor, hari ini tidak ada orang karena satpam pun ikut bermain badminton. Jika kujemput kuncinya di lapang badminton, akan ada banyak serbuan pertanyaan yang membuatku akan semakin down sepertinya. Akupun tidak ingin merepotkan kating terlalu banyak, sepertinya dia butuh space dan ruang untuk healing, yang nyatanya sangat berbeda dengan cara healingku. Aku ingin datang malam untuk sekaligus menginap, dia meminta pagi saja. Padahal aku merasa kapok datang pagi dan pintu tidak terbuka karena masih ketiduran. Pinjam laptop ke kating lain, dan ternyata kating sudah berangkat duluan. Hp? sinyalnya tidak mendukung, hpnya kadang vibrasi error dan sangat horror kalau kepencet di forum yang perlu menjaga imej.
Lalu… akhirnya membaca respon ibu wali kelas dan bahkan aku sebelum ibu merespon sudah malu duluan. kalah sama keadaan ci? hmppp
Akhirnya badan bergerak, kaki melangkah, akal menurunkan ekspektasi, dan hati menerima.
Keadaan ini bukan salahmu, bukan kamu yang meminta. Sudah diusahakan bukan? dan tidak menemukan jalan yang bisa kamu lakukan dengan lapang. Tidak ikut bukan merupakan jalan terakhir, jadi yasudah jalani saja dalam sisa waktu terakhir, tidak apa jika tidak seluruhnya diikuti, setidaknya tiga puluh menit atau lima belas menit saja ikut materi, barangkali disitulah makna dan keberkahannya.
Lalu benar, aku dapat pinjaman laptop dan bergeraklah pada suatu cafe yang disarankan kaka tingkat yang sudah di jakarta. oh ya, ini salah satu yang disyukuri hari ini. Berbicara dengan tiga kakak sekaligus, alhamdulillah.
Lalu ke cafe, dan disitu… lama sekali, sampai 2 cafe dalam satu hari dan tidak jadi berenang. Gapapa.
Tapi lapang… setelah bercerita disini jadi lapang…
alhamdulillah…
setidaknya aku dapat tempat nyaman hari ini
dan juga banyak dialog yang terisi dengan berdiskusi sendiri, termasuk cangkang keras yang membatasi diri ini. Semoga aku bisa mendobraknya segera.
Karena baru saja kusadari, apa yang menungguku di depan sana?
Seluar biasa apa yang akan didapat nanti jika untuk mendapatkannya perlu sesulit ini?
sesuatu yang didapat nantinya akan sesulit perjuangannya
masyaAllah.. aku bakal dapet apa sii dari kesulitan ini? eh ya Allah terharu bangett, gak biasanya loh kek gini.. tapi skrg dikasih gini berati ada sesuatuuu aaaaaa excited
Mengubah mindset memang sulit, tapi lebih ringan jika dilakukan lebih cepat. Daripada menunggu hati lapang, lebih baik lapangkan saat ini juga.. Dan alhamdulillah, secepat itu hidayah datang padaku.. seakan akan Allah langsung yang mengatakan, “tenang suci, setelah ini akan ada sesuatu yang luar biasa untukmu yang membuatmu lupa bahwa kamu sudah melalui semua kesulitan ini”. Aaa terharu kan :”)
Percaya dari sekarang, terharu dari sekarang, meskipun masih terasa berat dan sulitnya, tapi lebih baik menjalaninya dengan kepercayaan bahwa Allah membersamai, kan?
Alhamdulillah, sesulit ini ya Allah, semakin sulit diraih, semakin menakjubkan puncaknya!
alhamdulillah…